Senin, 02 Januari 2012

OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN BANGKA

OBJEK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANGKA

Pha Kak Liang

pha_khak_liang_277Tempat ini berada di Desa Kuto Panji, Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka, sekitar 2 km dari Kota Belinyu atau 53 km dari Kota Sungailiat. Pha Kak Liang adalah sebuah kawasan yang bergaya china, yang dibangun di daerah bekas tambang timah, yang luasnya mencapai 2 ha. Wisatawan yang datang kesini seolah berada di kawasan daratan Hongkong atau Taiwan. Daya tarik bagi wisatawan di sini yang tak kalah menariknya adalah pengunjung dapat menyaksikan ikan air tawar yang besar-besar bermunculan dipermukaan air pada saat kita berikan makanan yang telah disediakan oleh penjaga setempat. Menurut ceritanya ikan-ikan tersebut tidak boleh dipancing atau dimakan.
This place is located in Kuto Panji Village, Belinyu District, Bangka Regency, some 2 km from Belinyu District, or 53 km from Sungailiat. Pha Kak Liang is a tourism area characterized with Chinese architecture constructed on a 2-hectare ex-tin mining area. Tourists visiting this area feel like they are visiting Hongkong or Taiwan.
The interesting point to visitors of this place is that they can enjoy looking at big fresh water fishes emerging from the water when they are feeding with fish too. According to local belief the fishes should not be fished or eaten.

Vihara Dewi Kwan Im

img_0161_277Tempat ini berada dikaki bukit dan terdapat aliran air sungai, yang terletak di Desa Jelitik Kecamatan Sungailiat sekitar 15 km dari Kota Sungailiat.
Menurut kepercayaan masyarakat air tersebut dapat menyembuhkan penyakit, menjadi awet muda atau meminta sesuatu yang diinginkan. di vihara ini juga tersedia kolam pemandian dan vihara kecil untuk sembahyang.
Temple of Goddess Kwan Im
It is located on the foot of a hill where a river flows in Jelitik Village, about 15 km from the city of Sungailiat. It is believed that the water in the Vihara could cure  diseases, could preserve the youth and as the place for wishing something. In the Vihara there are also bathing pool and small vihara for praying.

Pemandian Air Panas Tirta Tapta Pemali

tirta_277Objek wisata satu ini merupakan aset wisata pantai yang terletak didesa Pemali Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka, sekitar 20 km dari Kota Sungailiat. Lokasi sumber air panas di Pemali pertama kali ditemukan pada zaman kolonial Belanda. Pada saat itu dilakukan eksplorasi timah oleh perusahaan B.T.W. (Bangka Tin Winning Bedrijt) yaitu perusahaan milik Belanda yang khusus bergerak disektor pertambangan timah di Pulau Bangka.
Setelah kemerdekaan RI perusahaan penambangan timah diambil alih dari pemerintahan kolonial menjadi sebuah perusahaan penambangan yang dimiliki oleh negara, yakni PT. TIMAH dan secara otomatis keberadaan lokasi sumber air panas menjadi bagian kepemilikan dan pengelolaan PT Timah. pada era dasa warsa 70-an, air panas pemali dipugar dan dikembangkan oleh perusahaan Timah, yang selama beberapa tahun sempat terawat dengan baik dan menjadi salah satu tempat rekreasi masyarakat . Air panas ini berasal dari air tanah aktif yang mengeluarkan belerang yang sangat ccocok bagi wisataan yang datang untuk kesehatan atau menghilangkan pegal-pegal dengan cara berendam dikolam air yang disediakan.
Hot Spring Tirta Tapta Pemali
This is one of other tourism assets of Bangka Regency beside beaches . It is located in Pemali Village, Pemali Districtsome 20 km from Sungailiat. The Hot Spring was first found during Dutch Colonial era by B. T. W (Bangka Tin Winning Bedrijf), a Dutch-owned tin mining company. Following the independence of the Republic of Indonesia the company was taken over and renamed PT. Timah and automatically, the existence of the hot water pathing site was under management of PT. Timah, state owned company. The Hot Spring was automatically put under the mnagement of PT. Timah. In the seventies, the hot spring was renovated and developed by the company to become a recreation place for the surrounding people. The water of the spring comes from active groundwater which contains sulfur, and it  is believed could  heal various health problems by bathing  in the hot water ponds available.

Hutan Wisata Sungailiat

hutan_wisata_277_277Obyek wisata satu ini terletak dikelurahan Parit Padang, Kecamatan Sungailiat, tepatnya dijantung kota Sungailiat yang berhadapan dengan Masjid Agung. Tempat ini sering digunakan untuk berkemah bagi pelajar, pramuka dan remaja. Selain digunakan untuk kegiatan tersebut, tempat ini juga digunakan untuk istirahat sekedar menikmati pepohonan yang lebat dan tinggi.
Sungailiat City Tourism Forest
The forest is located in Parit Padang Urban Village, Sungailiat District, right in the heart of the city of Sungailiat, facing directly The Agung Mosque. The forest is often ed by students, scouts and youths for camping. It is also used to enjoy the rest of bushy and tall trees.

Kampung Gedong

pict1440_277Perkampungan/pemukiman masyarakat asli china dapat kita temui didaerah Kuto Panji, kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, kurang lebih 54 km dari Kota Sungailiat. Selain itu terdapat pula kampung Gedong desa Lumut Kecamatan Riau Silip, kurang lebih 51 km dari kota Sungailiat atau kurang lebih 14 km dari Kota Belinyu.
Kehidupan mereka berdagang dan pembuat makanan khas Bangka seperti Kerupuk, kemplang, getas, dan lain-lain.
Villages of Chinese ethnic can be found in Kuto Panji, Belinyu district, some 54 km from Sungailiat. We can also find such communities in  Lumut Village, Riau Silip District, about 51 km from Sungailiat or some 14 km from Belinyu. The Chinese  earns their living by running business such as making traditional food  like fish-snack and  others.

Gunung Maras

maras_277_277Gunung ini terletak di Desa Rambang Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka sekitar 70 km dari kota Sungailiat atau 33 km dari kota Belinyu. Gunung ini merupakan salah satu aset wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, terutama oleh para penggemar lintas alam seperti hiking, berkemah dan mendaki gunung. Alamnya indah, pepohonan hutan yang cukup lebat menambah daya tarik sendiri.
Maras Mountain
The mountain is located in Rambang Village, Riau Silip District, about 70 km from Sungailiat or 33 Km from Belinyu. This mountain is one of the tourism assets attactive enough to be visited, especially by those who love hiking, camping, and mountaineering. Its beautiful landscape, fairly dense forest makes the mountain more attractive to visit.

Bukit Betung

dsc_0021_277Kawasan hutan lebat di pinggir Kota Sungailiat berseberangan dengan kantor Bupati Bangka, dulunya merupakan tempat menyembunyikan diri dari kejaran kolonial. Puncak bukitnya menawarkan pemandangan kota Sungailiat yang mengesankan.
Betung Hill
A dense forest area on the outskirts of Sungailiat right across the Regent's Office Hall of Bangka Regency. It was once a hiding place from the colonial's pursuit. Hill top views of the city offers an impressive Sungailiat.

Gua Maria Belinyu

Gua MariaTerletak di Kecamatan Belinyu, tepatnya disebuah bukit yang bernama bukit Moh Thian Liang yang berarti Bukit Menggapai Langit yang dipenuhi dengan pepohonan hijau. Tempat ini ramai dikunjungi oleh umat beragama Katholik sebagai tempat memanjatkan doa kepada Bunda Maria. Selain itu ditempat ini juga dapat dilakukan prosesi Jalan Salib untuk mengenang kisah sengsara Yesus Kristus
SEJARAH KOTA PANGKALPINANG

Kota Pangkal Pinang adalah salah satu Daerah Pemerintahan Kota di Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sekaligus merupakan ibukota Provinsi. Kota ini terletak di bagian timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang terbagi dalam 5 kecamatan yaitu Taman Sari, Rangkui, Pangkalbalam, Bukit Intan dan Gerunggang. Memiliki wilayah seluas 118,408 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan Susenas 2005 sebanyak 146.161 jiwa dengan kepadatan 1.737 jiwa/km2. Saat ini dipimpin oleh Walikota Drs.H.Zulkarnain Karim, MM yang telah menjabat untuk periode kedua (2008-2013) sebelumnya telah menjabat untuk periode pertama 2003-2008. Sungai Rangkui membelah kota yang berjulukan BERARTI (BERsih, Aman, Rapi, Tertib, Indah) ini. Kota ini berpusat di Jalan Merdeka sebagai titik nol kilometer kota.

Lahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil ialah pada tahun 1956 berdasarkan UU Darurat No 6 Tahun 1956 yang meliputi dua gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan Gemeentee Gabek dengan luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai Ibukotanya. Sebagai pejabat Walikota yang pertama adalah R. Supardi Suwardjo (alm)., patih d/p Kantor Residen Bangka Balitung. Pada tanggal 20 November 1956 kedudukanya diganti oleh Achmad Basirun (alm) sebagai penjabat walikota dan kemudian diganti oleh Rd. Abdulah (alm) pad tanggal 15 Desember 1956.

Berdasarkan UU No.18 Tahun 1965 status Kotapraja dirubah menjadi Kotamdya. dengan keputusan Presiden RI tanggal 21 Februari 1967 no UP/10/I/M-220, M Saleh Zainudin diganti oleh Drs Rustam Effendi (alm) sebagai walikota dengan 5 (lima) orang anggota Badan Pemerintahan Harian sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahan.

Populasi Kota Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh etnis Melayu dan etnis Cina suku Hakka yang datang dari Guangzhou. Ditambah sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon.

Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT Timah, Tbk juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung

Minggu, 01 Januari 2012

Pesona Pulau Bangka


 parai5.JPG

Pesona taman laut ini bukanlah terletak di Bali, Lombok atau Bunaken. Tetapi pemandangan taman laut ini terletak di pulau Bangka. Pulau Bangka adalah pulau yang dulunya termasuk propinsi sumatera selatan, dan baru resmi berdiri sebagai propinsi tahun 2000. Apa yang menarik dari pulau yang berbentuk seperti kuda laut ini? Pulau Bangka terkenal sebagai penghasil Timah. Kekayaan tambang timah ini yang sudah dikenal dari sejak jaman Belanda dulu, diperkirakan pasokan timah dunia sebagian berasal dari pulau Bangka. Dalam 5 tahun terakhir ini, Sejak masyarakat diizinkan untuk mengekplorasi timah secara konvensional atau yang biasa disebut TI, pertambahan timah semakin marak dan cendrung tidak terkendali. Akibatnya banyak lahan yang rusak berlobang dibiarkan saja tanpa ada reboisasi atau pembenahan hutan. Coba lihat dari pesawat saat akan landing di Lapangan Udara Dipati Amir, sungguh menyedihkan banyak lobang dengan genangan air dimana-mana. Semoga pemda tanggap untuk mengatasi permasalahan ini. Bagaiman dengan kekayaan hasil bumi ? Lada yang menjadi andalan petani dan sebagai besar penduduk bangka. Petani lada sempet merasakan menjadi jutawan pada saat lada dihargai sekitar 100-150 rb/kg. Ini terjadi pada tahun 1980an dimana Amerika Latin dan Brasil sebagai pemasok Lada dunia dilanda bencana sehingga gagal panen. Impas positifnya adalah pesokan lada dunia “terpaksa” dipenuhi dari pulau Bangka. Saya sempat menyaksikan petani lada yang memiliki parabola, TV besar, kulkas, mesin cuci, dan mobil mewah walaupun listrik saat itu belum masuk desa. Benda2 mewah itu digunakan sebagai lambang dari kemakmuran di kampung. Lucunya ketika harga lada merosot tajam, barang2 mewah itupun ikut merosot alias di obral. Miris memang tetapi kejadian ini adalah kenyataan yang penah terjadi di Bangka. Bagaimana dengan kondisi saat ini? tentu saja sudah tidak akan terjadi lagi, petani lada sudah terdidik dan mempercayakan hartanya di bank dalam bentuk deposito ataupun tabungan.

Selain lada, bisnis sarang burung walet menjamur dimana2, lihat saja di kota pangkalpinang, sungailiat, mentok, belinyu, tempilang dan toboali dibangun rumah burung yang harganya sama dengan rumah manusia bahkan ada yang lebih mahal weleh..welehhh. Sebenarnya ada satu lagi yang belum maksimal di garap yaitu pesona pantai yang luar biasa elok dan eksotis. Tumpukan batu yang tersusun rapi seolah2 mempercantik pemandangan di setiap pantai. Sebut saja panti Parai Tenggiri, Panti Tanjung Pesona, Pantai Pasir Padi, dan banyak lagi yang tesebar disekitar pulau Bangka. Beberapa sahabat dan kolega yang berkunjung ke Bangka semuanya mengakui bahwa pantai di Bangka memang sangat indah bahkan keindahannya melebihi Bali. Mr Kylnn Tan ( CEO Qnap IT BV Holland) ketika pertama kali berkunjung ke Panti Parai, tidak menduga ada pantai seindah ini karena para turis hanya mengetahui Bali. Wahh…potential di bidang tourism harus betul2 mendapatkan perhatian dari pemda setempat agar menjadi pendapatan daerah yang menopang pembangunan daerah.


Menurut saya beberapa hal yang harus diperhatikan oleh semua pihak stakeholder untuk meningkatkan pariwisata di pulau bangka diantaranya adalah

  • Infrastruktur transportasi, walaupun penerbangan ke Jakarta-Bangka sudah 6x sehari tetapi transportasi lokal belum begitu memadai. Sebagian tamu mengakui transportasi lokal agak sulit ditemui. Syukurlah, baru2 ini muncul taxi profesional walaupun jumlahnya masih terbatas.
  • Masyarakat Bangka memiliki karateristik yang berbeda dibandingkan dengan masyarakat pulau Jawa sehingga dalam bisnis hospitality seperti kurang pas. Lihat saja pelayanan di hotel dan restorant yang terkesan agak tidak profesional dan ramah. Untuk saya yang berasal dari bangka mungkin sudah terbiasa tetapi pendatang mungkin merasakan kok..orang bangka kurang ramah. Mungkin solusinya adalah dengan program pelatihan khususnya bagi industri yang bergerak di pariwisata misalkan dengan menjalankan 3S misalnya Senyum..Salam..dan Sapa.
  • Bali terkenal karena budayanya yang sangat kuat dan kental. Bangka pun sebenarnya ada tarian, upacara adat, pakaian adat tetapi sayang tidak dikembangkan dan dipublish ke luar sehingga tidak banyak orang yang mengetahui budaya bangka termasuk orang bangka sendiri.

Saya baru mengetahui bahwa Bangka mempunyai visi menjadi cybercity, walaupun belum terkonsep secara tepat tetapi yang patut diancungi jempol adalah objektif secara strategik sudah dipikirkan oleh pemda tinggal bagaimana konsep cybercity ini dituangkan secara kongkret. Kita tunggu dan dukung Bangka menjadi cybercity di Indonesia.

Alat Musik Dambus

Dambus (Alat Musik Tradisional Melayu Bangka)

Dambus, Alat Musik Tradisional Bangka
Dambus adalah salah satu jenis musik yang berkembang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari zaman dahulu kala. Sampai sekarang belum diketahui pasti Dambus ini sudah ada sejak tahun berapa. Yang pastinya masyarakat Bangka Belitung sudah bertahun-tahun mengenal alat musik yang satu ini. Alat musik dambus ini sering dipakai untuk upacara-upacara adat, tari-tarian, atau untuk sekedar hiburan. Tari-tarian yang ditarikan bernama "Dincak".


Alat musik yang satu ini dibuat dari bahan kayu. Biasanya kayu yang sering dipakai adalah kayu jenis meranti, tapi ada pula yang membuatnya dari kayu cempedak. Dambus ini memiliki 6 senar persis seperti gitar. Namun dambus ini menggunakan senar nylon, senar yang biasa dipakai orang-orang untuk memancing. Satu senarnya merupakan sepasang senar yang berdekatan. Sehingga senarnya ada sekitar 12 buah yang tiap-tiap satu senarnya dimainkan sepasang secara bersamaan.

Uniknya dari alat musik dambus ini adalah bagian kepala atau bagian ujung gagangnya. Umumnya berbentuk kepala rusa yang katanya merupakan binatang khas daerah ini dulunya. Namun ada juga yang kreatif mengganti kepala rusa tersebut dengan berbagai bentuk kepala binatang. Ada yang membuatnya dalam bentuk ular, ikan, dan lain-lain sesuai dengan selera pembuatnya atau sesuai dengan pesanan.

Alat musik ini sangat kental mengalunkan melodi-melodi melayunya. Sehingga siapapun yang mendengarnya akan terasa sekali melayunya dari alat musik ini. Jika Anda penasaran atau ingin mendengarkan lagu-lagu alunan musik dambus ini, Anda bisa mendownloadnya di halaman download.

Jika Anda tertarik dan penasaran dengan alat musik dambus ini, Anda bisa membelinya langsung ke pengrajin dambus. Namun sekarang saya rasa ada juga yang menjualnya secara online. Harga 1 set + sound sistemnya berkisar antara Rp. 150.000,- Hingga Rp. 1.000.000,- tergantung besar dan kualitasnya.

Semoga saja budaya melayu dan alat musik dambus ini tidak cepat punah dan terus berkembang mengingat anak muda jaman sekarang sudah sangat jarang sekali memainkan alat musik ini. Mereka lebih tertarik dengan musik-musik modern seperti sekarang ini. Sangat disayangkan sekali lantunan khas melayu Bangka Belitung yang satu ini harus hilang terkikis oleh jaman serta teknologi.